Selasa, 17 Maret 2009

Dibawah Jam Besar ITB



Bagi yang pernah dipelonco di bawah jam besar ITB, mungkin gambar ini akan membawa kembali kenangan kepada masa masa tersebut.

Bagi saya, sewaktu dipelonco, setiap pagi apabila baru saja mencapai ujung jalan Ganesha dari arah jalan Dago (Juanda sekarang), maka sudah akan terdengar: "Bajiguuuuuuur, angkat sepeda!". Maka dimulailah berjalan didalam selokan sambil mengangkat sepeda. Bukan sepeda yang ringan, melainkan sebuah sepeda laki laki, memakai setang ditengah, dan beratnya luar biasa, merk Hercules buatan Inggeris lagi! Lagipula tergantung disepeda ransel berisi segala peralatan perpeloncoan (semir sepatu jangan lupa!). Yang lebih celaka lagi lamanya perjalanan dari ujung jalan Ganesha sampai di bawah jam besar, mengakibatkan hukuman lagi karena terlambat apel disana! Dan Ku ingin sekali jadi bangkong!

Terlambat selain karena harus bangun pagi dan berangkat dari jalan Soka, melainkan masih harus menjemput pelonci di Asrama Wanita di jalan Papandayan (Gatot Subroto sekarang) atau dijalan Sabang dirumah oudejaar BR. Sesampai di jalan Sabang, pelonci masih belum siap, dan malah dipelonco lagi oleh kedua oudejaar disana!

Tapi menurut Tjoen Peng (1964), mau dipelonco itu supaya jadi pintar, maka sekarang jangan main main dengan yang sudah pernah dipelonco!

Foto ini dibuat oleh Johnny Lunel (1964) dan Oesi Susilo Gadroen (1963) 15 Maret 2009.

Foto ini dan banyak lagi foto kenangan lain dapat dilihat bersama karena akan ditayangkan dilayar TV pada Kroeg Besar!